Tindakan beberapa maskapai penerbangan yang menaikkan harga tiket ke Padang berkali-kali lipat setelah gempa Padang dinilai tidak manusiawi. Sudah seharusnya maskapai "nakal" tersebut diberi sanksi.
"Orang Padang yang ingin melihat kampung halamannya kesulitan karena harga tiketnya dinaikkan. Ini sangat tidak manusiawi," ujar Irwan Prayitno, anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) asal Sumatera Barat, dalam Polemik Penanganan Bencana, di Jakarta, Sabtu (3/10).
Menurutnya, pemerintah harus memberikan peringatan, mulai dari teguran sampai pencabutan izin perusahaan. "Harus ada tindakan yang memberikan efek jera," ucapnya. Selain itu, ia juga menyayangkan keterbatasan tiket ke Padang, padahal dalam kondisi seperti ini masyarakat Padang yang berada di perantauan berniat melihat kondisi keluarga di kampung halaman.
Sementara itu, koordinator Government Watch, Farid Faqih, mengatakan, saat terjadi bencana seharusnya perusahaan-perusahaan transportasi memberikan kemudahan untuk membantu penanganan korban gempa. Dia menyayangkan tindakan maskapai penerbangan yang justru menaikkan harga tiketnya seperti yang dilakukan oleh maskapai-maskapai yang menaikkan harga. "Maskapai yang menaikkan harga harus diskors," kata dia.
Untuk mempermudah akses bantuan kepada korban gempa, Farid meminta pemerintah mengerahkan pesawat untuk mengangkut bantuan. Pesawat itu, lanjut dia, harus gratis. "Tidak hanya pesawat, tapi juga kapal dan transportasi lain harus digratiskan," kata dia.
Selain itu, dia mengatakan, jam layanan di bandara juga harus diperpanjang dari jam normal. Terbatasnya layanan bandara dan padatnya jadwal penerbangan menyebabkan banyak pesawat tidak bisa mendarat di bandara Sumbar. "Jam layanan bandara harus diperpanjang," kata dia.
"Orang Padang yang ingin melihat kampung halamannya kesulitan karena harga tiketnya dinaikkan. Ini sangat tidak manusiawi," ujar Irwan Prayitno, anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) asal Sumatera Barat, dalam Polemik Penanganan Bencana, di Jakarta, Sabtu (3/10).
Menurutnya, pemerintah harus memberikan peringatan, mulai dari teguran sampai pencabutan izin perusahaan. "Harus ada tindakan yang memberikan efek jera," ucapnya. Selain itu, ia juga menyayangkan keterbatasan tiket ke Padang, padahal dalam kondisi seperti ini masyarakat Padang yang berada di perantauan berniat melihat kondisi keluarga di kampung halaman.
Sementara itu, koordinator Government Watch, Farid Faqih, mengatakan, saat terjadi bencana seharusnya perusahaan-perusahaan transportasi memberikan kemudahan untuk membantu penanganan korban gempa. Dia menyayangkan tindakan maskapai penerbangan yang justru menaikkan harga tiketnya seperti yang dilakukan oleh maskapai-maskapai yang menaikkan harga. "Maskapai yang menaikkan harga harus diskors," kata dia.
Untuk mempermudah akses bantuan kepada korban gempa, Farid meminta pemerintah mengerahkan pesawat untuk mengangkut bantuan. Pesawat itu, lanjut dia, harus gratis. "Tidak hanya pesawat, tapi juga kapal dan transportasi lain harus digratiskan," kata dia.
Selain itu, dia mengatakan, jam layanan di bandara juga harus diperpanjang dari jam normal. Terbatasnya layanan bandara dan padatnya jadwal penerbangan menyebabkan banyak pesawat tidak bisa mendarat di bandara Sumbar. "Jam layanan bandara harus diperpanjang," kata dia.
1 komentar:
masih ada yang mau cari2 kesempatan ketika bencana terjadi .
Posting Komentar