Belanda vs Spanyol, Siapa Juara Barunya?

Duel final antara Belanda kontra Spanyol memang dipastikan bakal menghadirkan juara dunia baru. Namun, yang jadi pertanyaan, tim manakah yang akan mencatatkan sejarah baru itu?
Ya, sepanjang sejarah panjang keduanya di Piala Dunia, baik Belanda dan Spanyol memang belum pernah mencatatkan diri sebagai juara dunia. Belanda yang tampil untuk kesembilan kalinya di ajang paling akbar sejagad ini hanya mampu mencatatkan prestasi terbaik, yakni dua kali menjadi finalis pada 1974 dan 1978.

Sementara Spanyol lebih buruk. Skuad Matador baru kali ini berhasil menjejakkan kakinya ke final dalam 19 kali keikutsertaannya di Piala Dunia. Dari 19 rekor penampilannya, Spanyol hanya mampu menjadi juara keempat, sebagai pancapaian terbaik yang ditorehkannya pada 1950 silam.

Kini, dua tim ini berpeluang mencatatkan namanya dalam sejarah sepak bola dunia ketika mereka bentrok di babak final di Soccer City Stadium, Johannesburg, Senin (12/7/2010) dini hari WIB.

Merujuk pada perjalanan keduanya menuju puncak, Belanda bisa dibilang memiliki rekor lebih baik dari Spanyol. Skuad besutan Bert van Marwijk ini belum terkalahkan sejak babak penyisihan grup. Ya, di fase pertama, Belanda yang tergabung di Grup E bersama dengan Denmark, Jepang dan Kamerun tampil impresif dengan menyapu bersih tiga laga dengan kemenangan.

Skuad berjuluk “The Flying Dutchman” ini mengawali perjuangannya dengan mengalahkan tim yang diprediksi bakal jadi kuda hitam, Denmark dengan skor cukup meyakinkan 2-0, kendati satu gol tersebut lahir berkat bunuh diri. Di laga kedua, Belanda sempat mendapat kritikan lantaran hanya mampu menang tipis 1-0 atas wakil Asia, Jepang. Sementara di laga pamungkas, Belanda lag-lagi hanya menang tipis 2-1 atas Kamerun.

Kendati kerap menang tipis, namun Giovanni van Bronchorst dkk berhasil melaju ke babak 16 besar dengan status juara grup dan berjumpa dengan kuda hitam dari Grup F, Slovakia yang menyingkirkan juara bertahan, Italia. Tapi, lagi-lagi Belanda menang tipis 2-1 dan menuai kritikan lantaran belum mampu menampilkan performa atraktif seperti saat tampil gemilang di babak kualifikasi, dengan mencatatkan kemenangan sempurna.

Saat bertemu Brasil di babak perempat final, Belanda yang tidak difavoritkan, baru menunjukkan taringnya sebagai calon kuat juara. Dengan performa atraktif dan mental yang tangguh. De Oranje mampu membalikkan prediksi banyak kalangan. Sempat tertinggal satu gol lewat gol Robinho, Wesley Sneijder memimpin rekan-rekannya membalikkan keadaan dengan mencetak dua gol (satu gol berkat bunuh diri Felipe Melo). Belanda pun melenggang ke semifinal dengan kemenangan 2-1 dan berhadapan dengan Uruguay.

Di babak empat besar melawan pemegang dua gelar juara dunia, Uruguay, Belanda terus menunjukkan grafik permainan meningkat. Dipimpin oleh jenderal lapangan tengah nan jenius, Wesley Sneijder dan winger lincah Arjen Robben, Belanda mampu mengulang prestasi 32 tahun lalu dengan menembus final. Uruguay disingkirkan dengan skor 3-2.

Jika perjalanan Belanda menuju final cukup mulus. Spanyol harus melalui jalan terjal sejak awal. Tergabung di Grup H dengan lawan yang di atas kertas kalah kualitas, seperti Swiss, Chili dan Honduras, La Furia Roja justru keteteran. Bagaimana tidak, di laga perdana, Fernando Torres dkk dipaksa bertekuk lutut oleh Swiss dengan skor tipis 0-1.

Kekalahan ini pun sontak membuat Spanyol berada di bawah tekanan. Beruntung, di laga kedua melawan Honduras, banteng-banteng Matador mulai menemukan kegarangannya di depan gawang. Honduras dibekuk 2-0 berkat dwigol David Villa. Namun, kendati menang, Spanyol tetap tak bisa tersenyum puas. Pasalnya, tiket ke babak 16 besar masih belum berada di tangan. Spanyol masih mungkin tersingkir, setelah Chili diluar dugaan mampu memenangi dua laga awal. Saat itu, Spanyol berada di urutan dua dengan koleksi tiga poin, atau sama dengan raihan poin Swiss.

Kondisi ini pun memaksa Spanyol bermain mati-matian menghadapi Chili karena dituntut mencetak banyak gol bila ingin melenggang dengan status juara grup. Berada dalam posisi sulit, para pemain Spanyol kembali membuktikan mentalnya dengan Chili dengan skor 2-0 dan lolos dengan status juara grup, didampingi Chili.

Pada fase knock out, Spanyol lagi-lagi dihadapkan jalan terjal. Mereka harus bentrok dengan tim kuat Portugal yang mewakili Grup G di bawah Brasil. Berhadapan dengan tim yang dipimpin pemain termahal dunia, Cristiano Ronaldo, La Furia Roja mampu mendominasi laga sebelum akhirnya menang tipis 1-0 berkat gol tunggal Villa.

Di perempat final, Spanyol mendapat tantangan dari kuda hitam dari zona Conmebol, Paraguay. Di laga ini, Spanyol nyaris tersingkir setelah Paraguay mendapat hadiah penalti. Sayang, eksekusi Oscar Cardozo masih mampu diblok Iker Casillas. Satu menit berselang, giliran Spanyol yang membuang peluang menang setelah tendangan penalti Xabi Alonso juga gagal bersarang di gawang Justo Villar. Beruntung, Villa kembali jadi penyelamat Spanyol berkat gol tunggalnya. La Furia Roja pun berhasil lolos ke semifinal.

Pada babak empat besar, mereka dihadapkan pada favorit juara Jerman yang sempat mengecundangi dua kandidat juara lainnya Inggris dan Argentina dengan skor fantastis (4-1 & 4-0). Namun diluar dugaan, Spanyol yang mulai panas berhasil menghentikan laju Jerman lewat gol semata wayang Carles Puyol dan melenggang ke final pertamanya.

Nah, di babak final melawan Belanda, Spanyol harus tampil lebih meyakinkan bila ingin merealisasikan mimpi merebut gelar juara pertamanya sekaligus mengawinkan gelar juara dunia dengan trofi Euro yang direngkuh dua tahun sebelumnya. Duel melawan Belanda jelas bakal lebih sulit ketimbang menghadapi Portugal atau Jerman.

Merujuk pertemuan kedua tim di berbagai ajang, baik Belanda dan Spanyol menunjukkan kekuatan seimbang. Dari sembilan laga yang telah dilakoni keduanya sama-sama mengoleksi empat kemenangan dan sekali imbang. Well, tim manakah yang mampu merebut trofi Piala Dunia pertamanya nanti?

0 komentar:

Posting Komentar

 

Template by SeKeDaR bErBaGi