Pesta dan Tangis Akhiri Piala Dunia

Selalu saja ada pesta luar biasa di atas tangis. Banyak tangis pula di sela-sela pesta mengakhiri Piala Dunia. Begitu juga dengan Piala Dunia 2010.

Kemenangan Spanyol 1-0 atas Belanda di final Piala Dunia 2010 langsung disambut pesta di mana-mana oleh warga Spanyol dan pendukungnya. Namun, hasil itu menimbulkan tangis dan luka buat Belanda.

Bahkan, luka Belanda terasa begitu menganga. Bertahun-tahun berusaha meraih Piala Dunia, bahkan sudah masuk ke final, tetapi selalu gagal.

Belanda ke final Piala Dunia tahun 1974, 1978, dan terakhir 2010. Itu pula yang tampaknya membuat tangis Belanda lebih menyesakkan. Air mata Wesley Sneijder, Arjen Robben, Robin van Persie dkk merupakan cerminan kekecewaan yang dalam. Dan, dalam sekejap, puluhan, ratusan, bahkan ribuan pendukung meledak dalam tangis. Itu terlihat di FIFA Fan Fest ataupun di stadion.

Di sisi lain, sorak-sorai kegembiraan seolah ingin menenggelamkan segalanya. Suka dan tawa Iker Casillas dkk langsung disambut pesta di mana-mana. Bahkan, menurut beberapa suporter Spanyol, mereka siap berpesta sebulan penuh.

Ada pula yang kaul akan telanjang bulat di depan umum. Ada pula yang akan memotong rambut, ada pula yang akan menghabiskan sebulan penuh bersama pacarnya.

"Oh, Bung. Akan ada pesta panjang dan bisa sebulan selalu ada di negara kami jika Spanyol juara Piala Dunia," kata Aime, asal Madrid, sebelum partai final.

Ana dan Elena, dua wanita asal Barcelona, siap larut dalam berbagai pesta di Afsel dan negaranya. Bahkan, mereka juga menyiapkan pesta istimewa dan khusus bersama kekasihnya.

Ada suka, ada duka. Ada tawa, ada luka. Ada keriangan, ada pula ratapan. Begitulah sejarah akhir kompetisi Piala Dunia. Sebab, ini bukan sekadar bola, bukan sekadar pertandingan semata. Ada banyak makna yang terkandung di dalamnya.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Template by SeKeDaR bErBaGi