Kini, Instagram—jejaring sosial khusus foto—tak hanya jadi wadah ekspresi diri dalam bentuk gambar, lantunan kata, juga hashtag
atau tanda pagar (tagar). Banyak orang mulai memanfaatkan media ini
untuk menjadi "selebram" atau selebriti yang terkenal lewat Instagram.
Seseorang terbilang sukses menjadi selebgram bila akun Instagram miliknya diikuti jutaan follower dan bisa menarik banyak respons, baik berupa likes ataupun komentar. Jika sudah memiliki banyak penggemar seperti ini, biasanya ada saja brand yang ingin menggunakan "ketenaran" selebgram untuk memasarkan produk.
Bak tambang emas, keuntungan yang diraup para selebgram dari bisnis
tersebut cukup menjanjikan. Sebagai contoh, seperti dikutip dari dailymoslem.com, seorang selebgram disebut memasang tarif Rp 500.000 sampai Rp 1 juta untuk satu kali endorse
atau promosi produk lewat akun Instagram-nya. Kalau ada satu produk
saja dikenalkan dalam sehari, si empunya akun bisa meraup untung minimal
Rp 15 juta dalam satu bulan. Tergoda?
Jika Anda tertarik menapaki jejak sebagai selebgram, syarat awalnya adalah memiliki jutaan follower dan ratusan tanda cinta. Kunci untuk mendapatkannya adalah kelihaian memoles akun Instagram Anda sendiri.
Soal cara poles akun Instagram, ada sejumlah tips yang bisa dicoba. Berikut ini beberapa di antaranya:
Konten
Akun
instagram harus unik dan menampilkan karakter khas Anda. Siapa Anda?
Apa minat Anda? Lalu, orang seperti apa yang kira-kira akan menyukai
Anda? Mulailah tampil dengan konsep. Jika Anda suka produk kecantikan,
misalnya, coba buat tips-tips perawatan muka. Bisa dicoba juga, tambahi
tips itu dengan unggahan foto wajah sebelum dan sesudah perawatan.
Perlu
jadi perhatian, konten yang disajikan tak boleh "garing" dan sebaliknya
harus selalu memberikan informasi baru. Karena itu, coba terus ikuti
kabar tren terkini di bidang yang Anda suka. Buat follower mau merekomendasikan akun Instagram Anda karena info-info yang diunggah memang inspiratif dan menarik.
Intinya, foto-foto yang diunggah di Instagram Anda harus mendorong orang dua kali mengetuk layar sentuh smartphone untuk memberikan tanda hati. Tak lupa pula, gunakan tagar yang populer dan berkaitan dengan konsep Anda pada keterangan foto.
Untuk mengetahui tagar yang sedang hits
dibicarakan di Instagram, Anda bisa memanfaatkan aplikasi khusus
seperti Webstagram. Namun, jangan berlebihan, gunakan tagar sesuai
kebutuhan saja. Keterangan foto yang penuh tagar bakal tak ramah di mata
pengunjung akun.
Langkah berikutnya, kaitkan unggahan itu dengan produk yang kira-kira membutuhkan orang seperti Anda sebagai brand ambassador
di Instagram. Begitu ketemu, coba tambahkan nama akun produk itu di
foto yang Anda unggah. Siapa tahu pemilik produk tersebut tertarik
memakai jasa Anda.
Jadwal
Pastikan akun
selalu aktif. Setidaknya luangkan waktu untuk mengunggah foto minimal
tiga kali sehari. Jepretan tak perlu selalu bersifat normatif mengikuti
konsep. Jika ada hal menarik lain terjadi di sekitar Anda, unggah saja
fotonya.
Selain itu, riset sederhana untuk mengetahui waktu
paling pas mengunggah foto juga patut dicoba. Mudah, jajal pasang foto
pada jam-jam berbeda, misal antara pukul 06.00 – 08.00 pagi, 12.00 –
13.00 siang, lalu 17.00 – 19.00 malam. Dari jam-jam tersebut, bisa
terlihat foto-foto mana yang paling disukai dan mendapat respons.
Membalas
komentar harus menjadi agenda penting pula. Memang komentar tak selalu
positif, ada saja orang iseng yang berkomentar miring. Namun, abaikan
dan jawab saja komentar seperti itu dengan hati tenang, kalau perlu
balas saja dengan jawaban kocak.
Estetika
Karena
gambar adalah senjata utama—yang bisa diperkuat dengan keterangan
foto—di Instagram, perhatikan kualitas foto atau video yang diunggah.
Jangan sampai gambar buram karena diambil dalam kondisi minim cahaya
atau terburu-buru.
Komposisi cahaya, posisi pengambilan gambar,
dan latar belakang wajib jadi pertimbangan saat pemotretan. Memang,
urusan potret-memotret ini pada awalnya akan memakan waktu cukup lama,
tetapi bakal semakin cepat setelah sering dilakukan dan makin tahu cara
mendapatkan gambar bagus.
Karena itu, benar-benar siapkan peralatan memotret yang diperlukan. Tongkat narsis (tongsis) atau tripod
kecil sewaktu-waktu diperlukan untuk pengambilan gambar pada posisi
tertentu. Namun, paling utama, kamera ponsel yang Anda gunakan harus
mampu menghasilkan gambar beresolusi tinggi.
Jika ingin fokus ke
bidang kecantikan, misalnya, Anda butuh ponsel dengan resolusi kamera
depan tinggi seperti Oppo F1. Tujuannya, wajah cantik Anda tampil
maksimal di foto sekalipun diambil dengan cara selfie.
Cari juga ponsel dengan fitur yang bisa memaksimalkan selfie, seperti screen flash
yang membantu pencahayaan di lokasi minim cahaya. Jika masih merasa
wajah kurang glowing, pertimbangkan ponsel berkamera yang punya fitur
semacam Beautify 3.0 untuk membuatnya terlihat lebih berkilau.
sumber : kompas.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar